Selamat Datang....!!

Dengan mengunjungi blog ini, anda telah lebih dekat dengan Jibril Abdurrahman...
semoga blog ini dapat membantu anda.

Jumat, 11 Februari 2011

FISIK, KOGNITIF DAN BAHASA PADA REMAJA

sekarang mah ane mau nyuguhin makalah kawan-kawan ane bikin buat presentasi di kelas ah.
semoga bermanfaat.

A. FISIK
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa yang pertama terjadi pada masa prenatal dan bayi. Bagian tubuh-tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secra proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi besar, karena terlebih dahulu mencapai kematangan dari pada bagian-bagian yang lain.
 Pada masa remaja akhir, proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya. Fisik juga merupakan system organ yang kompleks yang sangat mengagumkan. Berkaitan dengan fisik ini, Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan perkembangan motorik
kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis
struktur tubuh/fisik yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi

Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atu sentralperkembangan dan fungsi kemanusiaan.
Secara struktur otak terdiri atas tiga bagian, yaitu:
brainstem (termasuk didalamnya celebellum) yang berfungsi mengontrol keseimbangan dan koordinasi
midbrain yang berfungsi sebagai stasion pengulang atau penyambung dan pengontrol dan fungsi menelan
cerebrum sebagai pusat otak yang paling tinggi yang meliputi belahan otak kiri dan otak kanan (left and right hemispheres) dan sebagai pengikut syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya (vasta, heith dan miler, 1992:179-181)


Fungsi otak kiri    Fungsi otak kanan      
Berfikir rasional, ilmiah, logis, kritis, linear, analitis, referensial, dan konvergen.
Berkaitan erat dengan kemampuan belajar membaca, berhitung (matematika), dan bahasa    Berfikir holistik, non-linier, non-verbal, intiutif, imajinatif, non-referensial, divergen, dan bahkan mistik   


B. KOGNITIF
Dijinjau dari perkembangan kognitif menurut Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal . remaja, secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berfikir secara kongkret.
Proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaannya dari mulai usia 12-20 tahun. pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe Frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan merumuskan perncanaan strategis, atau mengambil keputusan. Lobe Frontal ini terus berkembang sampai usia 20 tahun atau lebih. Perkembangan intelektual ini sangat berpengaruh kepada kemampuan intelektual remaja, seperti pada usia 12 tahun, walaupun secara intelektual remaja itu termasuk anak berbakat atau pintar, namun belum bijaksana. Maksudnya, remaja tersebut mampu memecahkan masalah secra benar, tetapi tidak seterampil remaja yang lebih tua usianya yang menunjukan wawasan atau perspektif yang luas terhadap masalah tersebut (sigelman dan Shaffer, 1995).
Keating (Adam dan Gullotta, 1983: 143) merumuskan lima hal pokok yang berkaitan dengan perkembangan berfikir operasi formal, yaitu :
berlainan dengan cara berfikir anak-anak, yang tekananya kepada kesadarannya sendiri di sini dan sekarang (here-and-now), cara berfikir remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan (word of possibilities). Remaja sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi dan dapat membedakan yang nyata dan konkret dengan yang abstrak dan mungkin.
melalui kemampuan untuk menguji hipotesisi, muncul kemampuan nalar secra ilmiah.
remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
remaja menyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat proses kognitif itu efesien atau tidak efesien, serta menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan pengaturan kognitif internal tentang bagaimana dan apa yang harus dipikirkannya
berfikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topikbaru, dan ekspansi (perluasan) berfikir. Horizon berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi aspek agama, keadilan, moralitas, dan identitas.
Berzonsky (Adan dan Gullotta, 1983:144) mengajukan suatu model cabang-cabang yang membangun berfikir operasi formal. Menurut dia, berfikir formal itu memiliki dua khusus, yaitu :
pengetahuan estetika: yang bersumber dari pengalaman main musik, membaca literatur atau seni.
pengetahuan personal: yang bersumber dari hubungan interpersonal dan pengalaman-pengalaman konkret.
Kemampuan mengaflikasikan operasi formal tidak hanya berkaitan dengan pengalaman belajar khusus, tetapi juga dengan :
tingkah laku nonverbal : sikap, motif atau keinginan
simbolik : simbol-simbol tertulis
semantik : gagasan atau makna
fugural : representasi visual dari objek-objek konkret

C. BAHASA PADA REMAJA

Bahasa merupakan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10).


Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata,namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk didalamya perilaku berbahasa.

Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus (bahasa prokem).

Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan piperkaya oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah.

Masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.

Tidak ada komentar: